Sebagai salah satu kalurahan di Kapanewon Samigaluh Kabupaten Kulon Progo, Banjarsari menjadi salahsatu kalurahan yang berbatasan dengan Kabupaten Purworejo di Jawa Tengah. Berada pada dataran tinggi di perbukitan Menoreh dengan ketinggian 450-750 mdpl. Sebagai desa yang berada pada dataran tinggi, Banjarsari memiliki beberapa potensi wisata yang dapat dimanfaatkan sebagai magnet diantaranya Situs Watu Tumpang, Gunung Kucir, dan Puncak Sigong. Disamping potensi alam, Banjarsari juga memiliki berbagai atraksi (adat dan budaya) yang mendukung pariwisata. Bahkan pada tahun 2021, Desa Banjarsari mendapatkan tantangan berupa piagam penghargaan yang ditandatangani langsung oleh Menteri Parekraf pada tanggal 20 Juli 2021 sebagai Desa Wisata. Akan tetapi hingga pada tahun 2024, Banjarsari belum bisa melaksanakan tantangan tersebut karena keterbatasan sumber daya.
Hal inilah yang mendorong Tim Abdimas STPMD “APMD” melakukan pemetaan potensi untuk dijadikan Desa Wisata. Kegiatan ini dilakukan sebagai wujud nyata dukungan dari dunia kampus dan juga pemerintah melalui Kementrian Pendidikan dan Kbudayaan yang telah memberikan dukungan anggaran. Sebagaimana diketahui bahwa Pengabdian Kepada Masyarakat merupakan bagian dari pelaksanaan Tridharma Perguruan Tinggi. PKM juga mendorong agar mahasiswa dan dosen dapat belajar diluar kampus dan sekaligus menerapkan ilmu dan pengetahuannya langsung kepada masyarakat. Dalam kegiatan ini juga, dilakukan observasi serta pengukuran lahan sebagai langkah awal untuk memetakan potensi dan sekaligus pengumpulan data dan informasi untuk mendukung penyusunan Masterplan Desa Wisata Banjarsari. Penyusunan masterplan tersebut juga berguna untuk menjawab tantangan Kemenparekraf dan melakukan percepatan pembangunan berkelanjutan (SDG’s) di Kalurahan Banjarsari.
Program PKM ini didanai oleh DRTPM Kemendikbud yang diketuai langsung oleh Dr. Adji Suradji Muhammad, S.Sos., M.Si. Dengan adanya masterplan maka seluruh kekuatan akan dapat diarahkan untuk melakukan percepatan pembangunan kesejahteraan masyarakat. Desa Wisata yang dirancang akan sangat memperhatikan berkelanjutan pembangunan yang berperspektif ramah lingkungan. Untuk itu Tim berusaha melibatkan sebanyak mungkin stakeholder dan berkolaborasi dengan berbagai pihak lokal seperti LPMD (Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa), BUMDes (Badan Usaha Milik Desa), dan masih banyak lagi.
Kegiatan pemetaan potensi Banjarsari diakhiri dengan makan bersama di Puncak Sigong untuk memperkenalkan program pengabdian ini sekaligus menetapkan bahwa di Puncak Sigong sebagai destinasi wisata yang akan dikembangkan untuk pembangunan berkelanjutan (SDGs). Diharapkan dengan adanya program atau kegiatan ini dapat menjawab tantangan Menteri Parekraf dan potensi pariwisata Banjarsari dapat berubah maju dan lebih baik. (Grace, 07/10/2024)